Anak Sering Berbohong ? Apa Penyebabnya ?


Mengembangkan sikap integritas pada anak acap kali kita dengar. Kata tersebut merupakan sesuatu yang mudah diucapkan, namun praktiknya sangat sulit dilakukan. Terlebih lagi untuk menerapkan integritas pada anak sejak dini. Integritas juga menjadi sesuatu yang amat istimewa dan berkaitan dengan moral.

Integritas (dalam bahasa inggris: integrity) berasal dari bahasa latin ‘integritas’, yang bermakna keutuhan, kesehatan, tidak tersentuh, keutuhan dan keseluruhan. Dari definisi tersebut, maka terdapat beberapa kriteria tingkah laku yang dapat diutarakan, yakni:

  • Pola yang teratur pada tingkah laku, yang mana konsisten dengan nilai yang dianut, mempraktekkan apa yang dinyatakan
  • Penilaian masyarakat terhadap keyakinan moral, bahkan ketika keyakinan tersebut tidak populer
  • Memperlakukan orang lain dengan kepedulian, membantu mereka yang membutuhkan, dan kepekaan terhadap kebutuhan dari orang lain.

Anak yang memiliki sikap integritas adalah anak yang di dalam kesehariannya menampakkan perilaku konsisten dan taat terhadap peraturan dengan nilai dan prinsip yang dipegang teguh olehnya, yang diyakini benar olehnya, sesuai dengan panggilan hidupnya. Anak yang berintegritas tidak mencari popularitas di depan orang lain, kukuh pada keyakinannya. Yang penting baginya ialah ‘populer’ di hadapan sang pencipta, dan dicintai oleh Maha Kuasa.

Berikut beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi Integritas Diri, yakni:

  1. Respek diri
  2. Menjaga tutur tindak
  3. Berkomitmen, taat azas, dan konsisten
  4. Bertanggung jawab
  5. Rendah hati
  6. Adil
  7. Tangguh
  8. Locus of control internal
  9. Mawas diri

Sedangkan faktor yang menghambat integritas diri individu antara lain:

  1. Tidak mawas diri
  2. Respek diri rendah

Anak yang memiliki kekuatan karakter dari integritas akan sangat kuat mendukung beberapa pernyataan seperti berikut:

  • Lebih penting bagi saya untuk menjadi diri saya sendiri dari pada menjadi populer
  • Ketika orang-orang berkata jujur, hal-hal akan bekerja
  • Saya tidak dapat berbohong hanya untuk mendapatkan sesuatu yang saya inginkan dari seseorang
  • Hidup saya telah dibimbing dan diberi makna dari nilai-nilai yang saya pegang.
  • Penting bagi saya untuk terbuka dan jujur mengenai perasaan saya
  • Saya selalu menindaklanjuti komitmen saya, meskipun itu merugikan saya
  • “Mengenali diri sendiri dengan benar, dan kamu tidak dapat menjadi palsu kepada siapapun”
  • Saya tidak suka kepalsuan yang berpura-pura menjadi apa yang sesungguhnya mereka tidak.

 

Sumber:

Peterson, C., & Seligman, M.E. (2004). Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. Oxford University Press

Arif, I.S. (2004). Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda