Belajar Memaafkan Kesalahan


Dalam menjalin hubungan pertemanan, kita pasti pernah merasa tersakiti karena sikap teman kita yang mungkin melukai hati. Terkadang hal seperti itu membuat hubungan pertemanan berubah menjadi tidak seperti biasanya karena ada rasa mengganjal dalam hati masing-masing. Ketika kita merasa tersakiti, tak jarang membuat kita merasa berat untuk memaafkan. Namun, apakah dengan tidak memaafkan akan membuat kita bahagia ?

 

Konflik adalah salah satu hal yang tidak bisa dihindari di dalam hubungan pertemanan. Konflik dapat terjadi karena adanya beberapa hal seperti perbedaan pendapat, perasaan tidak suka, egoisme yang dialami oleh dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok. Salah satu cara untuk mengatasi konflik yang terjadi antar individu adalah dengan memiliki sifat pemaaf (forgiveness).

 

Memaafkan memang bukanlah hal yang mudah. Namun, hal itu jangan menjadikan kita untuk enggan memberikan maaf atas kesalahan orang lain. Berikut beberapa hal tentang memaafkan yang perlu untuk kita ketahui :   

 

1. Memaafkan akan menumbuhkan kebahagiaan dan kesehatan

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang pemaaf cenderung lebih bahagia dan sehat dibandingkan dengan orang yang sulit memaafkan. Memaafkan adalah momen di mana kita melepaskan rasa sakit dan amarah yang kita rasakan. Oleh karena itu, jika dipahami lagi, sesungguhnya memaafkan adalah suatu bentuk kasih sayang kita kepada diri kita sendiri karena tidak ingin merasa sakit secara terus-menerus. Dengan begitu, kita akan jauh lebih merasa sejahtera setelah memaafkan.

 

2. Memaafkan akan mendatangkan perubahan positif dalam diri

Ketika kita memaafkan kesalahan teman dengan ikhlas maka akan mendorong kita untuk berpikir, berperasaan, dan berperilaku ke arah yang lebih positif. Dengan melatih diri untuk memaafkan maka pikiran dan perasaan kita akan jauh lebih tenang sehingga akan mendorong kita untuk berperilaku lebih baik.

 

3. Memaafkan adalah gambaran diri yang kuat

Mungkin, kita pernah dengar bahwa memaafkan itu menunjukkan kelemahan. Namun, apabila kita melihat setiap rasa sakit menggunakan sudut pandang positif maka kita akan lebih bisa merasakan manfaatnya. Memaafkan kesalahan teman menunjukkan bahwa kita adalah orang yang kuat karena kita sudah berhasil untuk memahami, merasakan, dan menerima segala rasa sakityang kita rasakan. Dan yang lebih hebatnya lagi jika kita bisa mengubah rasa sakit itu menjadi sebuah prestasi yang membanggakan.

 

Lalu, setelah memahami makna memaafkan, bagaimana cara untuk memulai memaafkan? Memaafkan membutuhkan proses dan setiap orang memiliki waktu untuk berproses masing-masing. Berikut 2 langkah yang bisa kita lakukan dalam melatih diri untuk memaafkan orang lain :

 

1. Menyadari bahwa setiap orang tidak sempurna

Ketika kita sulit untuk memaafkan kesalahan teman, ada baiknya jika kita menyadari bahwa setiap orang tidak lah sempurna sehingga tidak mungkin akan selalu melakukan segala hal dengan benar. Kita sendiri juga pasti tidak luput dari kesalahan sehingga jangan memiliki ekspektasi bahwa orang lain akan selalu memberi kita kebahagiaan tanpa melakukan kesalahan.

 

2. Memaafkan dari kesalahan kecil hingga besar

Jika kita merasa berat untuk memaafkan maka belajarlah untuk memulainya dari hal yang ringan atau sederhana. Misalnya, teman yang tidak sengaja menghilangkan bolpoin atau tukang parkir supermarket yang tiba-tiba muncul ketika kita hendak pulang setelah selesai belanja, padahal ketika kita datang tidak ada tukang parkir terlihat. Nah, ketika kita bisa memaafkan hal-hal kecil seperti itu, maka kita akan terbiasa untuk memaafkan. Namun, apabila permasalahan dirasa berat, hendaknya jangan ditangani sendiri. Ada baiknya jika kita meminta bantuan ke orang lain seperti orang tua, teman, atau tenaga profesional seperti psikolog.

 

Terkadang ketika kita sudah memaafkan kesalahan teman, kita belum bisa untuk melupakan kesalahan mereka (forgive but not forget). Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena itu merupakan bagian dari proses. Apabila suatu ketika kita teringat dengan kesalahan orang lain dan kita tidak merasa kecewa maka saat itu kita sudah benar-benar memaafkan. Dengan adanya sifat pemaaf dalam diri kita maka akan mendorong terbentuknya hubungan pertemanan yang harmonis.

 

Forgiveness is not always easy. At times, it feels more painful than the wound we suffered, to forgive the one that inflicted it. And yet, there is no peace without forgiveness. —Marianne Williamson

 

Sumber gambar : 

https://bit.ly/3j2Tshv

Sumber Bacaan : 

Greenberg M. (2015, Juni 29). 6 Important Facts About Forgiveness. Psychologytoday.com. Diunduh dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-mindful-self-express/201506/6-important-facts-about-forgiveness 

 

Paramitasari & Alfian. (2019). Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Memaafkan pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 1(2), 1-7. 

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda