Anak yang kurang percaya diri adalah anak yang percaya diri ???


 

 

Apakah di dunia ini ada anak yang tidak pernah merasa tidak percaya diri? Sepertinya setiap anak pernah mengalaminya dan bahkan banyak anak yang berusaha untuk menutupi ketidakpercayaan dirinya. Ketidakpercayaan diri ini biasa disebut dalam dunia psikologi sebagai insecurity dan sebaliknya kepercayan diri disebut sebagai self efficacy.

Mengapa banyak anak yang kurang memiliki percaya diri ?

1. Sering dibandingkan dengan anak lainnya. Misalnya dalam keluarga kakak dan adik sering banget tanpa sadar dibanding-bandingkan.

2. Sisi penampilan/beauty standar. Membandingkan diri dengan tinggi badan, warna kulit, dan sebagainya.

3. Penerimaan dari orang lain. Misalnya dalam kelas tidak diterima oleh teman-teman untuk masuk ke dalam kelompok bermain.

4. Rasa takut. Hal-hal yang ditakutkan anak padahal belum terjadi. Misalnya belajar berenang, “takut ah jadi gak pede saat ingin belajar berenang”. Tidak jadi berenang karena takut di awal.

5. Pernah mengalami kegagalan. Misalnya anak merasa gagal dan merasa tidak memiliki kemampuan.

6. Peristiwa-peristiwa traumatik. Misalnya perceraian, adanya anggota keluarga yang meninggal, kekerasan dalam rumah tangga, dan bullying. Karena hal tersebut membuat anak menjadi kurang berharga dan rasa percaya dirinya pun ikut turun.

 

Pada dasarnya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sangat tidak adil bila seorang anak dibandingkan dengan anak yang lainnya. Maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika seorang anak kurang memiliki percaya diri yaitu :

 

 

1. Bikin catatan yang isinya adalah kelebihan dan kekurangan. Hal-hal yang bisa disyukuri dan hal-hal yang tidak disukai dalam diri.

Misalnya dimulai dari fisik “bulu mata aku lentik dan gigi aku putih rapi kata orang-orang walaupun aku pendek, aku masih bisa jadi dokter dan lainnya, tidak harus menjadi model yang memiliki tinggi yang cukup” atau “aku anaknya receh, lihat video lucu bisa tertawa”. Hal tersebut perlu disyukuri karna tidak semua orang bisa bahagia dengan hal-hal kecil. Untuk list kekurangan diri, hal yang bisa diperbaiki segera diperbaiki seperti malas dan sering bolos. Intinya menerima keadaan yang tidak bisa diubah dan mensyukuri apa yang dimiliki.

2. Mengakui kelebihan orang lain.

Hal tersebut dapat membuat anak lebih lega, lebih jujur ke diri sendiri dan membuat jadi lebih berbesar hati. Ketika anak terus meyangkal kebaikan dan kelebihan dari anak lainnya maka anak tersebut dapat semakin kurang bahagia. Salah satu caranya yaitu mengajarkan pada anak untuk berdamai dengan diri sendiri, mengakui dan berbesar hati.

3. Bandingkan diri anak dengan dirinya sendiri sebelumnya.

Setiap orang punya titik awal yang berbeda. Misalnya seorang anak mendapatkan nilai 80 semester lalu kemudian semester ini mendapatkan nilai 100. Jangan membandingkan dengan anak yang mendapatkan nilai 70 dengan anak lainnya yang mendapatkan nilai 100.

4. Anak adalah pribadi utama yang bisa mengontrol pikirannya

Jangan mau dikalahkan oleh pikiran sendiri dan jangan mau mood kamu dikuasai emosi-emosi yang kurang jelas. We are the captain of our mind and the master of our soul. Tanamkan hal ini kepada anak sehingga si anak dapat memiliki kuasa untuk mengontrol pikiran dan hatinya sendiri.

5. Menang dalam hidup bukanlah ketika mengalahkan orang lain namun ketika kita dapat menjadi versi terbaik diri kita.

Dengan menanamkan nilai ini kepada anak maka Ia akan lebih termotivasi untuk meraih presetasinya tanpa takut tersaingi oleh teman-temannya sekelasnya.

 

Selain hal-hal yang dijelaskan di atas, kepercayaan diri bisa dibantu dengan meditasi dan relaksasi secara psikologis dengan psikolog yang terpercaya.

 

Sumber:

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control (Terjemahan). New York. W.H. Freeman and Company

Luthans, F., Youssef, C. M., & Avolio, B. J. (2007). Psychological Capital: developing the human competitive edge. New York: Oxford University Press.

 

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda