Melatih Anak Jadi Tangguh


Dewasa ini banyak orang tua yang mendidik anak dengan penuh pengawasan. Tujuan utama para orang tua tidak lain adalah memberikan proteksi penuh kepada anak, supaya tumbuh kembang mereka baik. Namun tanpa mereka sadari, banyak orang tua yang kebablasan dalam memanjakan anak sehingga anak kurang mampu untuk hidup mandiri. Contoh kecil yang sering kita jumpai dalam keseharian adalah orang tua yang mengambilkan minum kepada anak, memakaikan seragam, menalikan sepatu, memandikan, dll. Dengan pola asuh yang seperti itu secara tidak langsung para orang tua terjerumus pada pola asuh permissive indulgent, yaitu pola asuh yang membiarkan dan menuruti kemauan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan. Akibatnya adalah anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan kemauan mereka dituruti sehingga anak terbiasa dimanjakan dan tidak terbiasa menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.


Kebiasaan orang tua yang sering memanjakan dapat berdaampak negatif pada adversity quotient (AQ) anak. Adversity quotient (AQ) adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Adversity quotient (AQ) juga tidak kalah penting dengan IQ, karena AQ juga berkaitan aspek kemampuan dasar dan kemampuan sosial anak. Mungkin saat orang tua yang berada di sekitar anak tidak akan menjadi hambatan bagi anak, karena mereka selalu dibantu saat berada dalam kesulitan, bahkan orang tua bagaikan Tim SAR bagi anak. Hal yang akan menjadi hambatan bagi anak antara lain saat mereka bermain jauh dari orang tua, mengikuti kegiatan pramuka, atau bahkan saat bertikai dengan teman sebaya, anak akan cenderung pasif dan mereka akan menunggu orang tua untuk datang membantu mereka. Hambatan yang dihadapi anak yang dimanjakan orang tua akan bertambah saat anak mulai menginjak masa remaja, di mana mereka mulai sering berpisah dengan orang tua dan mulai tertarik menjalin pertemanan dengan remaja sebayanya.


Masa liburan adalah waktu yang tepat untuk mengasah adversity quotient (AQ) anak. Selain akan menjadi bekal bagi mereka untuk menghadapi tahun ajaran baru, adversity quotient (AQ) yang optimal akan membantu mereka cepat beradaptasi dengan kondisi lingkungan di sekolah baru mereka. Candradimuka adalah character building school yang berada di kota Solo memiliki kurikulum SAKTI yang dapat mengembangkan adversity quotient (AQ) anak anda. Dengan fasilitas yang memadai, suasana belajar yang fun, dan didukung dengan coach (pengajar) berkompeten dipastikan anak anda akan mampu berkembang degan optimal. Dengan metode outbond games, indoor games, class room teaching, role play games, dan diskusi terbuka, dijamin suasana belajar akan lebih menyenangkan sehingga anak akan dapat menangkap materi dengan cepat. Jadi bagaimana? Siapkah anda menjadikan anak anda sebagai individu yang mampu menghadapi tantangan?

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda