Anak introvert versus anak ekstrovert mana yang lebih sukses ?



Anak introvert versus anak ekstrovert mana yang lebih sukses ?

 

Siapa orang tua yang tidak ingin anaknya sukses ? Sukses ujian, sukses masuk sekolah yang diinginkan, sukses dalam karir, dan sukses dalam hidup. Tapi, banyak dari siswa yang merasa cara belajarnya kurang pas seperti butuh waktu lebih lama menangkap materi pelajaran atau memahami materinya. Bahkan berpikir bahwa mereka tidak cocok dengan lingkungan pertemanannya yang sekarang, kurang enjoy, atau memilih jurusan seperti kurang pas dengan dirinya. Maka dari itu pentingnya mengetahui sedikit mengenai kepribadian yang dimiliki anak.

Di mana hal ini dapat menentukan cara kesuksesan anak ke depannya, So, introvert dan ekstrovert mana yang lebih sukses? Kesuksesan seorang anak dalam belajar memang dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari cara kerja, setting mindset, dan banyak hal lain termasuk mengetahui jenis kepribadian anak. Lanjut, bagaimana untuk menentukan karir anak kedepannya atau bagaimana cara belajar yang tepat agar dapat mencapai goalnya. Memang terlihat sedikit ribet namun sebenarnya hal ini bisa menjadi sederhana ketika kita ingin tahu apakah anak termasuk introvert atau ekstrovert ?.

Introvert dan ekstrovert sendiri merupakan pembagian dari extraversion yaitu salah satu the big theory of personality. Benarkah bahwa anak ekstrovert akan lebih sukses dari anak yang introvert? atau siswa ekstrovert lebih bisa memimpin menjadi ketua kelas di sekolah ketimbang siswa yang introvert. Simplenya, siswa introvert adalah siswa yang lebih berfokus pada perasaan yang ada dalam diri mereka, mereka mendapatkan energi atau recharge ketika mereka berada di tempat yang sepi dan mereka merasa kehilangan energi dan lelah ketika berada ditempat yang banyak orang. Mereka lelah atau kurang nyaman di tempat yang ramai dan menguras energinya. Sedangkan, siswa ekstrovert adalah anak yang berfokus pada hal di luar diri mereka dan mendapatkan energi ketika bertemu banyak orang dan berinteraksi dengan orang lain. Para ekstrovert merasa stress dan bingung ketika mereka sendirian. Mereka lemas ketika tidak ada orang-orang. Dari hal ini banyak anak-anak yang berpikir apakah saya introvert atau ekstrovert?.Untuk dapat gambaran jelasnya lagi, berikut adalah ciri-cirinya :

Introvert

  1. Lebih semangat saat sendiri. Ide-ide muncul ketika dalam keadaan sendiri.
  2. Energi habis setelah interaksi dengan orang lain dalam rentang waktu yang lama.
  3. Berfokus pada perasaan dan ide dari diri sendiri.
  4. Komunikasi lewat tulisan lebih baik.
  5. Butuh waktu lebih lama untuk berpikir sebelum bertindak.
  6. Lebih private dan kurang ekspresif.

Ekstrovert

  1. Lebih bersemangat dan berenergi di sekitar orang lain.
  2. Kurang bersemangat saat sendirian dan tidak ada interaksi.
  3. Lebih menyukai aktivitas kelompok.
  4. Susah fokus pada perasaan dan ide dari diri sendiri.
  5. Lebih menyukai komunikasi secara lisan.
  6. Problem solving dengan diskusi, tidak dipikir sendiri.
  7. Lebih ekspresif.

Seringkali siswa introvert dikira sebagai anak yang pemalu atau shyness. Padahal shyness lebih ke ketakutan mereka ke judgment atau penilaian dari orang-orang yang melihat mereka. Contoh siswa pindahan baru yang tidak mengenal siapa-siapa masuk ke ruangan kelas seperti bingung mau ngobrol dengan siapa ya, ini dapat dikatakan pemalu. Sedangkan, introvert lebih ke kecenderungan untuk kurang berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak harus pemalu. Introvert lawannya adalah ekstrovert sedangkan shyness lawannya adalah outgoing.

Introvert lebih cenderung menyendiri untuk mendapatkan energi lagi. Misalnya, kalau dalam suatu kelas siswa pemalu itu lebih takut memulai pembicaraan duluan dengan orang-orang yang tidak dia kenal. Jadi, lebih kurang percaya diri namun begitu sudah kenal they can choose talk about anything, mereka bisa berbicara apa saja yang ingin mereka katakan. Sedangkan, orang introvert bisa saja mereka outgoing welcome dari awal namun hanya sekedar kenalan “hallo, iya, saya dari ….” I’m going to …..

Introvert dan ekstrovert ini lebih ke sebuah spectrum bukan 100% introvert atau ekstrovert. Terkadang seseorang merasa berada di antara keduannya, yang dinamakan ambivert yaitu suatu waktu bisa jadi introvert dan di waktu lain bisa jadi ekstrovert. Kenapa ada tipe kepribadian introvert dan ekstrovert ?. Hal ini bisa diturunkan dari genetik, tipe kepribadian ini berhubungan dengan salah satu neurotransmitter pada otak yang bernama dopamin, di mana dopamin ini berperan dalam pusat penghargaan atau reward di otak. Orang introvert punya sensitivitas terhadap dopamin yang tinggi dibandingkan orang yang ekstrovert artinya ketika ada stimulasi sedikit saja terjadi kenaikan dopamin di otaknya sehingga para introvert sudah merasa bahagia seperti mengatakan “enough enough saya tidak butuh stimulus luar lagi“, bagi mereka itu sudah cukup banyak.

Sedangkan, orang ekstrovert sensitivitasnya lebih rendah terhadap dopamin. Jadi, untuk dapat bahagia yang sama mereka butuh yang lebih banyak stimulus, butuh keramaian, butuh aktivitas yang lebih menantang. Intinya, orang ekstrovert lebih banyak butuh stimulus dari luar daripada introvert untuk merasa level bahagia yang sama. Introvert juga memiliki lapisan abu-abu di otak yang lebih tebal dibandingkan dengan ekstrovert artinya mereka lebih enjoy berpikir yang dalam dan introvert memiliki pathway yang lebih panjang daripada ekstrovert.

Inilah yang membuat introvert memproses informasi lebih lama tapi lebih detail. Jadi, kenapa penting untuk mengetahui apakah seorang anak introvert atau ekstrovert ???

Meningkatkan efektivitas skill sesuai kepribadian

  1. Berinteraksi lebih baik dalam pertemanan, lingkungan sekolah, dan keluarga
  2. Membangun mood lebih baik
  3. Problem solving
  4. Mengembalikan energi
  5. Social support
  6. Motivasi diri

Seperti siswa SMA lebih mudah dalam menentukan jurusan kuliah. Sedangkan, bagi mahasiswa dapat menentukan karir yang diinginkan,  Ekstrovert dapat memilih jurusan yang menuntut lebih banyak berinteraksi dengan orang banyak sedangkan introvert dapat memilih jurusan yang membutuhkan pemikiran mendalam yang lebih banyak. Jadi, dua-duanya bisa sukses asalkan potensi yang dimiliki dapat dimaksimalkan dan cara kerjanya disesuaikan dengan kepribadian siswa. Untuk mengetahuinya lebih akurat antara introvert atau ekstrovert bisa dengan mengikuti tes kepribadian seperti Myers Briggs Type Indicator, Instant Insight Invetory, People Types and Tiger Stripes, The Keirsey Temparement Storer, The Singer-Loomis Inventory of Personality, dan lainnya. Pastikan melakukan tes ini di Biro Psikologi yang memiliki Izin Praktik Psikolog.

 

Sumber :

Hayes, C. (2018). Introvert Vs Extrovert Mana Yang Lebih Sukses?. Jakarta: Youtube

Jung, C. G. (1989). Approaching the Unconscious, Terj G. Cremers. Jakarta: PT. Gramedia.

 

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda