You Hate Me ??? I Hate My Self Too


 

Depresi merupakan termasuk gangguan mood atau gangguan afektif, yang punya gejala utama dan gejala lainnya. Gejala utama pada depresi yaitu afek depresif, anhedonia, anergia. Anhedonia adalah berkurangnya minat dan rasa bahagia. Sedangkan anergia yaitu berkurangnya energi. Jadi, anak yang mengalami depresi ini sering kali merasa lelah dan ketika mengerjakan sesuatu cepat mengantuk.

Ada 7 gejala depresi yaitu :

  1. Konsentrasi dan perhatian berkurang saat belajar.
  2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.
  3. Rasa bersalah dan tidak berguna.
  4. Pandangan suram tentang masa depan dan pesimis.
  5. Rasa ingin bunuh diri.
  6. Nafsu makan berkurang.
  7. Tidur terganggu.

 

Depresi juga dibagi kedalam 3 hal yaitu :

  • Depresi Ringan = 2 dari 3 gejala utama, >gejala lain
  • Depresi Sedang = 2 dari 3 gejala utama, >3-4 gejala lain
  • Depresi Berat = 3 gejala utama >4 gejala lain

 

Kriteria ini terjadi sekurang-kurangnya atau minimal 2 minggu baru dapat ditegakkan diagnosis depresi atau apabila kurang dari 2 minggu tetapi mengalami depresi berat. Untuk depresi ringan dan sedang bisa ditandai dengan gejala somatik ataupun tidak. Gejala somatik misalnya ada rasa pusing di kepala, mual, dan gejala fisik lainnya. Namun, tetap untuk mengetahui lebih akurat mengenai apakah mengalami depresi, maka perlu konsultasi ke psikolog atau psikiater.

 

Depresi bukan karena si anak cengeng tetapi terdapat kelainan neuron kimiawi di otak mereka. Sehingga, ada ketidakseimbangan antara hormon-hormon pada otak. Depresi terjadi karena kurangnya jumlah serotonin di otak. So that’s way, kebanyakan obat depresi itu untuk meningkatkan kadar serotonin otak yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang.

Penyebab depresi pada anak bisa dari berbagai hal seperti:

  1. Patah hati
  2. Pindah sekolah
  3. Bullying
  4. Perceraian rumah tangga/Broken Home
  5. Trauma kekerasan
  6. Pindah rumah ditinggal baby sitter
  7. Lainnya yang menuntut untuk beradaptasi.

Stress dan depresi bisa membuat turunnya Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) yang menyebabkan penurunan serotonin. Hal inilah yang membuat anak menjadi depresi dan depresi dapat menyebabkan atrofi hipokampus yang merupakan pusat memori anak atau pusat belajar anak. Atrofi merupakan pusat pengecilan sehingga fungsinya pun akan berkurang seperti menjadi lemot (lama dalam merespon) ketika sedang mengobrol dengan teman.

 

Sehingga, bila merasa anak sedang depresi, maka sebaiknya segera bicarakan dan meminta konsultasi kepada ahlinya seperti psikolog atau psikiater. Karena untuk anak yang mengalami depresi, terkadang bunuh diri adalah jalan keluar baginya, kurang dapat berpikir jenih dan berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk yang mengetahui teman atau keluarga sedang mengalami depresi maka rangkullah mereka dan stop bullying karena seseorang yang mengalami depresi memang sedang tidak dalam kondisi yang baik, terjadi ketidakseimbangan di otaknya. Tidak ada seorangpun yang menginginkan terkena depresi namun depresi tetap datang tanpa diharapkan. Orang yang mengalami depresi memiliki sudut pandang yang lain tentang bunuh diri.

 

Beristirahat sejenak dari pikiran-pikiran yang membuat tertekan dan sedih, hal ini dapat membantu anak melihat dunia dengan cara yang berbeda. Karna bisa saja masalah yang anak hadapi, sebenarnya tidak sebesar dan seseram yang anak pikirkan. Hanya terjebak di dalam pikirannya sendiri. Memang akan selalu ada orang yang memberi komentar negatif kepada anak dengan cara apapun yang mereka bisa, bisa saja dari guru, teman bahkan keluarga sendiri. Tetapi, tidak apa-apa, karena sebenarnya anak lebih kuat dari yang kita pikirkan asal dengan penanganannya yang benar. Hal-hal pertama yang bisa kita lakukan ketika anak mengalami masalah sebagai berikut:

 

  1. Take a break, istirahat sejenak dari kegiatan yang membuat tertekan dan stress. Carilah aktivitas lain yang membuat happy.
  2. Cari teman bicara. Hindari memendam masalah sendiri, carilah seseorang yang mempunyai kapasitas untuk mendengarkan atau membantu anak untuk lebih tenang. Misalnya keluarga, guru bimbingan konseling, psikolog, dan lainnya.
  3. Relax. Menenangkan diri dengan meditasi atau relaksasi.

 

 

Sumber:

Maslim. R., (2002). Gejala Depresi, Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, 58-65

Hayes, C. (2018). Aku Pernah DEPRESI, kamu ? Kenali Tanda-Tandanya. Jakarta: Youtube.

Psikolog berpengalaman sebagi mentor sakti guna mengembangkan potensi anda